' Bersusah - susah dahulu, tanpa janji akan senang kemudian ' *enter*
begitu kutulis status di twitter, sejenak aku lupa apa yang harus kulakukan
*glekgleg* " ngekspresso dulu lah biar melek " gumamku dalam hati..
tumpukan buku yang berserakan dilantai memberiku inspirasi untuk memulai tahap awal.
sprei kasur yang lipatannya tinggal setengah, debu - debu nakal, sampai cucian yang semuanya harus dibereskan pagi ini.
rambutku yang tidak tampak anggun walau memakai bandana kuning,
karena bandana ini difungsikan untuk menarik poni kebelakang, jangan sampai ada rambut yang jatuh ke jidat, karena semua lapisan kulit dipersilahkan untuk bebas berkeringat...
buku ukuran terbesar disusun rapi sampai buku terkecil, dan brosur - brosur yang tidak suka aku buang begitu saja, terkumpul cukup banyak dan ku simpan di tumpukan paling atas.
*peeppeep* suara dari handphone
' kenapa lo, pagi pagi.. hha ' RT
ternyata mention twitter dari salah satu temanku yang mengomentari status, langsung saja ku reply
' Lha, emang bener khaan ;p ' RT
Kusimpan HP ditempat semula dan kembali pada sesi beres - beres rusun derita ini. Yah aku memang tinggal di sebuah rumah susun dimana bentuk ruangannya petak persegi panjang mirip kamar kostan, hanya saja ada tambahan dinding pemisah untuk tempat yang katanya dapur, ada kamar mandi pastinya, dan ada jemuran sendiri, horeee -.-
Kebetulan aku dapat kamar di lantai 6, yang notabene kalau naik tangga lumayan juga engsel kaki agak nyut - nyutan.
*ringring*, suara sms masuk
radit : nelly, how u doin, sibuk gak?
me : lumayan, memang knapa?
radit : this afternoon? coffee-ing? how :D
me : okaayy, ditempat yang dulu pernah kesana yaa :)
radit : perfect :)
Reflek ku ikut tersenyum mengikuti emoticon terakhirnya..
Semua pekerjaan rumah akhirnya selesai tepat pukul 12.30, dilanjutkan dengan mencari makan siang yang menunya bisa kubeli di area rusun terdekat..
" Hampir sore " gumamku dalam hati..
Tak lama setelah makan dan istirahat, aku mulai bersiap - siap untuk bertemu radit.
Dia itu teman dari SMA, jarang sekali kita bertemu, hanya sesekali saja, tapi walaupun begitu, kita tidak kehilangan contact satu sama lain, kalau dihitung - hitung kita berteman sudah cukup lama.
" Radiiit!! " panggilku ke arah meja single dengan dua kursi di pojok cafe
" Hey nelly, sini - sini " kata radit sambil melambaikan tangan
" Udah nunggu lama dit? "
" Belum, baru 10 menit, mau langsung pesen minuman? "
" Boleh, frapuccino satu yaa "
" Hmm, gak berubah ya, gw samain aja deh " sambil memanggil waiter terdekat
" How's life nell, ada yg berubah gak dari lo? "
" Gak ada yang berubah banyak dit, cuma rasa - rasanya gw mulai ngerasa overload ya kerjaan gw lah, ya masalah lah, ya ini itu.. lo sendiri gimana, kemaren abis dari Fhilipina ? oiaa, mana oleh - olehnya? :D "
" Hmmm.. justru itu, gw mau ngasi sekarang, eh lo malah keburu nagih, ini buat lo "
kata radit sambil memberikan sebuah kotak persegi panjang dengan kertas kado biru bergambar bayi sedang ngedot.
" Aiiiihh, imut banget lo kira gw abis ngelahirin dit, hhi.. btw thanks yaa " terimaku
dengan senyum lebar
" Buka nanti aja ya dirumah, sekarang kita ngopi - ngopi aja "
" Okayy dit, big thanks "
" Iyaaa, you're welcome "
Kopi kita berdua pun datang
Slurpp..
" Oh iya, tadi gw sempet baca twitt lo, mangkanya gw sms. Kenapa lagi lo, lagi ada masalah ? "
" Hoho, gak sih, cuma kadang gw ngerasa apa yang udah gw lakuin tuh gak sebanding sama hasilnya, kadang gw malah ngerasa apa yang gw pengen belum terpenuhi, mungkin ini bagian ketidak bersyukuran gw " kataku sambil menyeruput kopi
" Hmmm, eh btw cowo lo gimana, punya? "
*Geleng - geleng*
" Gw cukup bergaul sama orang - orang ya nel, bukan gw ngehakimin lo, tapi kayanya lo butuh someone, to share with.. tadi kan lo bilang lo overload "
" Lah, emang kalau gw punya cowo, emang dia bisa ngerjain kerjaan gw?? "
" Mungkin emang kerjaan lo tetep segitu - segitu aja, tapi paling enggak bakal ada yang menyeimbangkan
sisi emosianalitas lo "
" Eh busyeet, bahasa lo kaga nahaaan " sela ku
" You were twenty plus or sometin, apa lagi sih yang mau dicari "
" Money " jawabku datar
" and...? " tanya radit menjebak
" Yeah, marriage.. "
" Hahaa, langsung pengen nikah aja lo.. "
" Yah inti dari pertanyaan lo kan kesitu juga "
" Nah, lo sendiri gimana, cewenya mana? "
" Ada "
spontan ada kekagetan seperti darah hangat yang mengalir ke atas kepalaku.
" Ada, si Iman, hahahaaa "
spontan pula aliran darah hangat itu kembali dingin
" Dasar lo, masih homo aja.. hahahaaa