Pengikut

Minggu, 06 April 2014

Journey (another part)

Dia meneleponku beberapa kali, namun karena masih mengantuk, tak aku hiraukan suara handphoneku, sampai akhirnya ia mengetuk langsung pintu kamarku.

" Ke pantai yuuk? " ajaknya setelah kubukakan pintu.

" Sorry, aku nggak ikut yah, masih ngantuk. "

" Ohh, ya udah nggak apa - apa, tidur lagi gih. "

Dia pun pergi sendirian, tanpa sempat ku perhatikan raut mukanya.

Kupikirkan lagi ajakannya sambil tiduran, ada benarnya juga, kapan lagi aku bisa melihat sunrise di Gili, tapi yang membuatku berfikir lagi adalah aku ingin menemaninya melihat sunset.
Serentak tubuhku bangun dan langsung ke kamar mandi, dan siap – siap ke arah pantai.

Aku belum sempat meneleponnya, karena aku berpacu dengan waktu sunrise. Saat sudah setengah ke pantai, aku baru meneleponnya.

“ Kamu dimana? “ sambil tergopoh – gopoh berjalan cepat.

“ Hmm, kamu ke pantai? “ jawabnya pelan.“ Iya, aku lagi jalan ke pantai nih, kamu dimana? “

“ Sebenarnya saya di penginapan, saya kesana sekarang ya. “

“ Lho, nggak jadi liat sunrise? “

“ Tadi udah sempat ke pantai tapi cuaca mendung, jadi saya balik lagi, tapi ini saya mau jalan ke pantai lagi kok. “

“ Oh gitu, ya udah aku tunggu ya. “

Jalanku yang semula terburu – buru mendadak menjadi pelan sekali, aku sudah sampai di bibir pantai yang tampak sepi, jam 6:45 memang sudah terlambat untuk melihat sunrise, tapi langit tidak pula bercahaya.

Aku tidak terlalu memperdulikan gagalnya melihat sunrise, tujuan utamaku kesini memang untuk menemani dia.

Tidak lama dia pun datang dan menjelaskan sekali lagi mengapa ia ada di penginapannya.

“ Tadi saya sudah kesini, malah sudah bawa tripot untuk motret sunrise, tapi mendung, jadi saya balik lagi, kirain kamu nggak mau kesini. “

“ Iya tadinya nggak akan kesini, tapi dipikir – pikir sayang juga kalau nggak sempet liat sunrise. “ Jawabku masuk akal.

.....

Sabtu, 15 Maret 2014

when the treasure gone

The truth is I can't stop missing you..

Sabtu, 15 Februari 2014

Journey (part1)

Lombok, entah mengapa aku tertarik dengan pulau yang terkenal cantik itu. Tak jarang aku memantau harga tiket pesawat yang menurutku cukup mahal untuk ukuran wisata dalam negeri. Apalagi bila dibandingkan dengan wisata ke pulau tetangganya Bali, yang harga tiketnya dibanrol cukup segnifikan berbeda yaitu kisaran 400 ribu dan kita sudah dapat tebang dari Jakarta ke Bali, sedangkan harga tiket Jakarta – Lombok sekitar  1 juta rupiah. Berawal dari situlah aku tercetus ide untuk membeli tiket Jakarta – Bali – Jakarta dangan rencana untuk menyebrang ke Lombok via laut ala backpacker agar cost yang dikeluarkan dapat jauh ditekan alias lebih murah.

Succesfully confirmed, begitu konfirmasi dari salah satu airline dengan tag low cost carrier, aku dan satu sahabatku fixed untuk terbang ke Bali selama  4 hari untuk bulan Februari 2014. Aku masih mempuyai cuti 1 minggu di awal bulan Februari, oleh karena itu aku enggan rasanya bila hanya dihabiskan dirumah.  Tetapi rencana tidak berjalan mulus, dipertengahan bulan November 2103, aku menerima pengumuman bahwa ada perubahan jadwal untuk rute Jakarta – Bali dari bulan Januari, yang seharusnya jadwal penerbangan adalah pagi hari, karena ada perubahan teknis dari pihak maskapai, maka jadwal dirubah menjadi siang hari. Tentu saja itu merugikan untuk kami, karena dapat dibayangkan bila kami sampai di Bali sudah telalu siang dan kami harus mengejar waktu ke pelabuhan dan menyebrang ke Lombok, sedangkan kami hanya mempunyai waktu 4 hari 3 malam, maka sebagian besar waktu kami akan habis di jalan, mengingat  jarak dari bandara ke pelabuhan saja sudah menempuh 2 jam perjalanan.

Setelah berdiskusi dengan sahabatku, kami putuskan untuk me-refund tiket yang sudah dibeli, untunganya proses pengembalian uang cukup berjalan lancar, di akhir bulan December, uang kami sudah berhasil ditransfer.

Apakah aku berhenti sampai disitu, tentu saja tidak, aku malah semakin gencar mencari tiket promo dari berbagai maskapai, sampai aku menemukan rute Jakarta – Lombok di kisaran harga 700 ribu rupiah, aku pun kembali mengajak sahabatku lagi, namun karena alasan finansial, sahabatku belum bisa berangkat di bulan Februari.

Selama 3 hari aku masih memikirkan tiket itu, memang itu bukan harga yan murah, tetapi untuk ukuran maskapai yang menawarkan makan dan berangkat bulan depan menurutku itu cukup worthed. Lalu kubuka kembali website maskapai itu, ternyata masih tersedia, setelah memikirkan berbagai pertimbangan, dan entah mengapa seketika jariku dengan ringan menekan tombol bertuliskan beli. Prosesnya tidak rumit, hanya dengan memasukkan kode – kode pembayaran, dalam 10 menit kemudian aku sudah berhasil membeli 1 rute Jakarta – Lombok (Praya) yang elektronik tiketnya langsung dikirim ke e-mail yang sudah dimasukkan.

Sejenak aku belum percaya aku akan ke pulau Lombok yang tersohor itu SENDIRIAN. Hanya berbekal info dari browsing internet mengenai semua yang berhubungan dengan Lombok, aku menentukan berapa hari yang dipelukan sambil mencari tiket pulang. Lalu aku memutuskan untuk melakukan perjalanan selama 6 hari 5 malam dengan rencana pulang via Bali, karena rasanya enggan juga bila melewatkan pulau Bali yang tersohor itu, jadi rute perjalananku kira – kira 3 hari di Lombok, 1 hari pejalanan dari pelabuhan Lombok ke pelabuhan Bali, dan sisanya jalan - jalan di Bali selama 2 hari.

to be continued....

Sweetest goodbye

sudah tentu 3 hariku tidak bisa menggantikan dia yang sudah menahun, tapi terima kasih sudah sempat singgah dan memberi makna terindah, selamat tinggal kamu.