Pengikut

Sabtu, 18 Desember 2010

Premonition

Langit gelap perlahan bercahaya. Terbangun di tempat yang tak biasanya, dan disuguhi pemandangan sibuknya kota yang seakan tak pernah tertidur. Pria dengan jam tangannya, wanita dengan high heelsnya. Ku terus berjalan diantara orang - orang ini dengan motivasi yang menjadi tumpuan atau lebih tepatnya menjadi kebutuhan.


Tangan mengayun sejenak melihat sedan yang akan melintas. Ini bukan rayuan untuk tumpangan sembarangan, ini hanya sebuah taxi dengan dominasi warna biru yang ku tumpangi. Sambil melihat pemandangan sekitar dan sedikit melirik ke arah argo yang terus berjalan, ku selalu bertanya dalam hati, "apa yang akan terjadi hari ini..?"

Cuaca hari ini tidak terlalu bersahabat, mendung memang tak berarti hujan, tapi saat sore menjelang sepertinya hujan kan datang. Tik tak tok.. suara gumaman dalam hati, ada sedikit kekhawatiran pagi ini..


"Pagii..!" sapaku tersenyum pada 2 orang di front office yang sepertinya sedang make up-an. "Hey, pagi" jawab mereka yang salah satu dari mereka kepalanya nongol sedikit dari kaca compact powder. "Oke sampai disini masih fine" gumamku, entah kenapa kekhawatiranku semakin menjadi - jadi saja, mungkin ini yang namanya firasat, atau yang lebih tepat firasat buruk".


Belum sampai ke meja kerjaku, Pak Sapta memanggil dia memintaku untuk menemaninya ke US embassy sekitar 1 jam lagi dari sekarang untuk masalah visa, kebetulan memang saya juga akan membuat visa US dengan jadwal keberangkatan yang berbeda dengan Pak Sapta "oke pak siap, saya bawa dokumennya" jawabku dengan sedikit semangat, mungkin saya memang tipe orang yang lebih suka keluyuran daripada harus menetap terus di meja kantor.


1 jam berlalu, seperti biasanya Kuningan dan Thamrin selalu macet, rasanya ingin terbang pakai payung kalau begini.

Pak Sapta yang duduk di sebelah supir lagi heboh membicarakan capres dan cawapres yang mukanya rajin sekali ada di tv. "Wah Pak Beye pasti mengambil ancang - ancang nih di pemilu, bikin Mega tambah gemuk aja, hahaaaa" sekilas pembicaraan mereka.


US embassy, masih pagi tapi antriannya sudah cukup panjang, dan perlu kesabaran besar karena untuk sampai pada kategori dokumen yang bisa di approve dalam proses visa tidaklah mudah.

Saat saya sedang melengkapi data - data dokumen visa, tiba - tiba beberapa orang tampak sibuk mondar mandir dengan wajah panik, dan stasiun tv CNBC di ruang tunggu sekejap dipindahkan ke stasiun lokal Metro tv, yang mengabarkan ada 2 bom meledak di hotel JW Marriot dan Ritz Carlton.

Bom meledak di JW Marriot.


Ya itu kantor saya..

look up

Lampu jalanan terlalu silau dipandang mata
bertabur cahaya selipkan luka
Adakah disana pertautan makna,
yg tertinggal walaupun hanya rasa..

Kini harapan tlah kandas,
puing kenangan tlah menjadi asap yang melekat erat
Ku bersimbah doa, kuatkan hati, pasrahkan jiwa
Adakah disana pertautan makna,
yg tertinggal walaupun hanya rasa..

Senin, 06 Desember 2010

Go goes gone

Pernah ku mencoba bermain ke tengah rumpunan ilalang,
dan ku terluka, daunnya terlalu tajam.

Dan ku coba menerobos dengan menginjak daun yang menghalangi,
tapi terdengar gumaman memarahiku karena merusak.

Lalu diam - diam ku potong saja ilalang yang ada di sekelilingku,
dan semua hilang,
Tak ada apapun disana..

hey.


sepertinya ku masih disitu, berapapun waktu berlalu
dan beranjak menjadi suatu hal yang sangat sulit.

sepertinya rindu..
saat ku mulai melangkah, ku harus kembali ke tempat itu
untuk mengambil kunci perasaanku yang sudah terlalu penuh untukmu
dan membukakannya untuk perasaan lain.

mungkin bodoh, mungkin terlalu membual,
atau mungkin terlalu dalam..

music around : Michael buble - youre nobody till somebody loves you

langit masih sama tapi kau sudah tak disana..
dan mencaripun menjadi suatu kesalahan.

Teringat sebuah petikan dialog suatu film disney,
ketika si pangeran sedang berdansa dengan tuan putrinya
si pangeran bilang,
" Kau melihatku saat ku tak terlihat "

simpel, tapi cukup untuk membuatku selalu ingat.

tak ada cerita, tapi kita berdansa berapapun meter jauhnya..
tak ada lagu tapi kita bernyanyi walau dengan nada yang berbeda..

tetaplah begitu, tetaplah menjadi kamu..



HEY, bisakah kau dan aku_____?
_____lagi?

who'd have

I want to go to the world where they ever told,
and I will arrive there with or without you dear..
i promise..

When I looked at the mirror, I saw someone's face that I never knew
she staring back at me, deeply..
her voice surrounded with no sound..

she dared me to created my own luck, for my happiness,
and prepared my kilometers that to be traveled.

Yeaah,, i get that, i realize then..

thanks to you..
reflection :^

Jumat, 03 Desember 2010

no need to fill

2006
Ketika ku terbangun semua tampak sama
tak kulihat jendela penuh cahaya

tak juga suara kicauan burung di sangkar

Tapi hanya kulihat jarum jam yang terus berputar
Setiap detiknya selalu jelas terdengar

masih terdiam, masih menunggu terang yang bisa
buatku sepenuhnya sadar
. .

karena

Suatu hari di pelisiran kota,
tercampur kenangan masa yang masih jelas tak tampak mata.

Diiringi hitam putih ku mencari warna,
yang pudar kecuali masa yang tertinggal seakan memori tak berjalan maju.
Biarkan bintang menari di atas pelangi kemudian jatuh lagi,

sambil mengiringi panjatan yang tak kunjung bertepi.

girls talk. .

Sekitar 2 tahun lalu saya sempat berbincang dengan beberapa teman wanita yang tanpa dirasa sepertinya hampir dari A sampai Z dibahas, pokok'e penting ngga penting juga diobrolin aja daaaah..
Di sela - sela perbincangan pastinya kita mulai membicarakan tentang pria / cowok / laki - laki atau lekong, apapun itu istilahnya, sampai salah satu teman saya nyeletuk " kalian rencananya mau nikah kapan niih? "
hhmm.. such a goddammit question.. -__-

Lalu satu - persatu teman saya mulai menjawab, dan disini jawabannya bukan hanya tanggal/bulan/tahun saja, tetapi melebar ke arah dengan siapa/ syaratnya apa saja, sampai konsep wedding yang detail.. dalam hati "bussyeeeeet dah, udah pada mau nikah aja nih.."

" Yah kalo gue sih, pengennya si pacar udah kerja dulu, terus nikah deh, emangnya mau apa lagi.. " kata salah satu teman saya yang sudah menjalin hubungan lebih dari satu tahun.
Another friend said " pacar gue ngga bisa di harepin, cakep sih tapi kuliah aja masih ugal - ugalan, kerjaanya main game, nanti kalo nikah, gue mau dikasih makan apa? makan cinta? apa gue putusin aja, terus cari lagi yang biasa aja tapi tajir deh. "
Teman saya yang ke tiga, hanya menyebutkan rentan umur untuk menikah dan tempat honeymoon, ini dikarenakan dia belum punya pacar.
Dan saya menjadi orang terakhir yang menjawab sekaligus yang paling membuat mereka sedikit melotot " kalo gue, malah ngga tau nikah apa ngga. "

hahaa.. sebenarnya klise saja mengapa saya menjawab seperti itu, yang pertama mungkin karena saya baru putus ( sebenarnya sudah hampir sebulan :p ), saya belum pernah menjalin hubungan bertahun - tahun, dan saya masih mengharapkan seseorang yang sekarang sudah punya perempuannya untuk menjadi 'husband of mine'.
Teman saya tadi sudah nyeletuk langsung nyeletuk untuk yang kedua kalinya, " gile lo, ya nikah laah, masa ngga "
- - - - - -

Baiklah, saya menikah karena saya masih 'normal' ,karena saya masih punya impian untuk bertangga rumah. ( berkeluarga )
Tapi saya ingin menyikapi beberapa jawaban teman - teman saya di atas, yang mengatakan akan segera menikah hanya bila sang pacar sudah bekerja, karena mau apa lagi.
Hey! ini pernyataan yang terlalu simpel untuk jaman yang sama sekali tidak ada simpel - simpelnya.
Bukankah yang harus dipikirkan adalah keadaan setelah menikah, apakah gaji yang diterima cukup untuk menghidupi lebih dari satu jiwa, apakah komitmen yang dipunya sudah cukup untuk selalu bersama?

Pernyataan kedua rasanya paling sering saya dengar, lebih memilih pria dengan tampang biasa saja, tapi mapan dan materi berlebih.
Kenapa saya membedakan antara mapan dan materi lebih!, karena menurut saya memang sangat berbeda.
Saya sangat suka dengan pria mapan, karena pria ini bisa berpikir untuk membuat keputusan mana yang baik untuk dia dan orang disekelilingnya, dan mana yang tidak.
'setelah menikah mau dikasih makan apa?' lanjut teman saya. Saya sedikit heran dengan pernyataan ini, memangnya kita para wanita menikah untuk minta makan?!. tapi saya menghargai pendapat hukum alam.

Sebenarnya masih ada tipe lain, yaitu " had an AFFAIR ", tapi entah kenapa saya enggan membahasnya, cukup dirasakan diam - diam saja. :p. Dan pada akhirnya semua kembali pada pendapat masing - masing.
Cheers :)