Langit gelap perlahan bercahaya. Terbangun di tempat yang tak biasanya, dan disuguhi pemandangan sibuknya kota yang seakan tak pernah tertidur. Pria dengan jam tangannya, wanita dengan high heelsnya. Ku terus berjalan diantara orang - orang ini dengan motivasi yang menjadi tumpuan atau lebih tepatnya menjadi kebutuhan.
Tangan mengayun sejenak melihat sedan yang akan melintas. Ini bukan rayuan untuk tumpangan sembarangan, ini hanya sebuah taxi dengan dominasi warna biru yang ku tumpangi. Sambil melihat pemandangan sekitar dan sedikit melirik ke arah argo yang terus berjalan, ku selalu bertanya dalam hati, "apa yang akan terjadi hari ini..?"
Cuaca hari ini tidak terlalu bersahabat, mendung memang tak berarti hujan, tapi saat sore menjelang sepertinya hujan kan datang. Tik tak tok.. suara gumaman dalam hati, ada sedikit kekhawatiran pagi ini..
"Pagii..!" sapaku tersenyum pada 2 orang di front office yang sepertinya sedang make up-an. "Hey, pagi" jawab mereka yang salah satu dari mereka kepalanya nongol sedikit dari kaca compact powder. "Oke sampai disini masih fine" gumamku, entah kenapa kekhawatiranku semakin menjadi - jadi saja, mungkin ini yang namanya firasat, atau yang lebih tepat firasat buruk".
Belum sampai ke meja kerjaku, Pak Sapta memanggil dia memintaku untuk menemaninya ke US embassy sekitar 1 jam lagi dari sekarang untuk masalah visa, kebetulan memang saya juga akan membuat visa US dengan jadwal keberangkatan yang berbeda dengan Pak Sapta "oke pak siap, saya bawa dokumennya" jawabku dengan sedikit semangat, mungkin saya memang tipe orang yang lebih suka keluyuran daripada harus menetap terus di meja kantor.
1 jam berlalu, seperti biasanya Kuningan dan Thamrin selalu macet, rasanya ingin terbang pakai payung kalau begini.
Pak Sapta yang duduk di sebelah supir lagi heboh membicarakan capres dan cawapres yang mukanya rajin sekali ada di tv. "Wah Pak Beye pasti mengambil ancang - ancang nih di pemilu, bikin Mega tambah gemuk aja, hahaaaa" sekilas pembicaraan mereka.
US embassy, masih pagi tapi antriannya sudah cukup panjang, dan perlu kesabaran besar karena untuk sampai pada kategori dokumen yang bisa di approve dalam proses visa tidaklah mudah.
Saat saya sedang melengkapi data - data dokumen visa, tiba - tiba beberapa orang tampak sibuk mondar mandir dengan wajah panik, dan stasiun tv CNBC di ruang tunggu sekejap dipindahkan ke stasiun lokal Metro tv, yang mengabarkan ada 2 bom meledak di hotel JW Marriot dan Ritz Carlton.
Bom meledak di JW Marriot.
Ya itu kantor saya..