Pengikut

Rabu, 21 Februari 2018

Live High - Part 2


“ Jadi ini project yang harus diselesaikan sebelum awal bulan “ ucap Bu Rania seorang Project Officer, sebatang rokok hitam masih mengepul disela – sela jarinya.


Ia telah mempresentasikan konsep yang akan dirancang, dan ia menekankan akan adanya keterlibatan pemerintah daerah dalam event yang akan digarap, oleh karena itu pemerintah memang sengaja meng hire sebuah event organizer.

Setelah itu, aku ditugaskan membuat rancangan kegiatan termasuk budget di event ini dengan mengembangkan dari rancangan mentah yang sudah ada menjadi proposal jadi.

Tak lama ia menjelaskan apa yang menjadi tugasku, ponselnya berbunyi.

“ Gimana, kamu udah deal sama kontaktornya “

“ Coba tawar lagi, kemahalan kalau segitu “

Ia berbicara sambil perlahan keluar ruangan meninggalkanku.

“ Oke Nelly, kita mulai memutar otak “ gumamku.

Hampir 3 jam aku berkutik dengan laptop, kertas – kertas, dan segala bahan penunjang, tapi belum banyak yang kuhasilkan.
Ternyata pembuatan sebuah event sangat tidak sesimple saat kita hanya menjadi penonton atau penikmat saja. Banyak sekali komponen didalamnya. Apalagi bila banyak request dari pemilik tendernya.

“ Tampaknya aku akan lembur “ sambil melihat jam tangan yang menunjukkan angka 7.

Keesokan harinya berlangsung kurang lebih sama, dan pada hari ke 3 Bu Rania menemuiku lagi.

“ Hai Nel, rancangannya sudah sampai mana, boleh ibu lihat? “

“ Iya bu, saya print dulu “

“ Oke, sudah sampai analisis operasionalnya ya “

“ Ini Bu, coba di cek dulu “ sambil menyodorkan.

“ Hmm, good “ ia sibuk mencari pematik untuk menyalakan rokok yang sudah melekat di bibirnya.

“ Oke Nel, not bad, kamu cukup cepat sudah sampai sini, jadi kita bisa jadikan patokan untuk pemerintah. Thanks anyway

“ Iya Bu, sama – sama “

Keesokan harinya aku semakin serius, sampai H- 14 tiba. Sudah banyak sponsorship maupun partnership yang mau bergabung, dan aku masih sibuk dengan laptop ditambah kalkulator pedagang.

“ Nel, kita lagi ngejar waktu nih, kamu mau bantuin sponsorship juga nggak? “ Marcus mendekatiku.

“ Hah, emang bisa? “

“ Nggak apa – apa kali, kalo kerja di EO kaya kita gini semua juga harus bisa, PO bisa jadi runner, bendahara bisa jadi designer, admin juga bisa jadi sponsorship

“ Terus, gue harus ngapain? “

“ Oke, lo mau ya. Pertama – tama bawa proposal kita, terus temuin tuh target sponsor kita, kebetulan lo kan cewe, biasanya lebih gampang di approve

“ Jadi kaya sales gitu? “

“ Ya beda lah, lo cukup kasih ni proposal, dan jelasin benefit yang bisa dia dapet, 3 hari lagi kata mau cetak poster dan billboard, kalau sampai mereka mau, logo mereka bisa kita tawarin yang ukurannya lebih besar 1,5 cm. “

“ Oh iya, ini perusahaan apa emang? “

“ Ini anak perusahaan asing, namanya Roadway, bidang usaha mereka di konstruksi jalan “

“ Wah, jangan bilang gue disuruh ketemu dipinggir jalan “

“ Ya, enggalah, gue udah bikin janji, tapi karena jadwalnya bentrok dan gue nggak mau nyia – nyiakan calon sponsor ini, mangkanya butuh orang, gue juga ini harus pergi nawarin ke sponsor lain, nanti bilang aja mau ketemu humasnya yah “

“ Oh, oke kasih ke gue “

Live High - Part 4


“ Lo belum marriage kan? “ celetuk Marcus.

“ Eits, ini pertanyaan nasional ya, udah nggak keitung orang yang nanya gitu. “ gumamku.

“ Belum, lo sendiri? “

“ Belum juga, boro – boro nikah, pacar juga nggak punya. Pekerjaan EO seperti ini hampir seharian di kantor, banyak wanita yang nggak ngerti kalau gue nggak bales, atau nggak angkat telepon, itu berarti emang nggak sempet, alhasil putus mulu, hehehee. Eh sorry ya, gue jadi curhat. “

“ Wah, nggak apa – apa Marcus kalau mau cerita, ya cerita aja. “ Timbalku sambil spontan memperhatikan sosok Marcus sepenuhnya.

Pria ini dari luar berpenampilan cuek, bahkan ia merokok didepanku tanpa permisi terlebih dahulu. Tubuhnya yang cukup tinggi, dan rambut pendek yang dibiarkan acak – acakan begitu saja. Secara keseluruhan dia cukup menarik. “ Eh kenapa gue jadi merhatiin dia yah. “

Seusai makan kami pulang dan Marcus mengantarku sampai ke depan kontrakan.

“ Makasih ya Cus. “

“ Sama – sama, lo keberatan nggak kalau nanti gue ajak lo dinner lagi? “

“ Dengan senang hati. “ Entah mengapa tidak perlu berfikir panjang untuk menerima tawarannya.

Keesokan harinya, sebagian besar team kami sudah turun ke lapangan, meninjau dan mengurus secara langsung. Beberapa tenaga bantuan pun sudah mulai dipekerjakan.

Giliran aku yang dialihkan menjadi seksi media relation, yang menangani wartawan saat acara berlangsung.

Kadang bukan rahasia lagi, media partner sebagai peliput acara menjadi bagian yang penting, karena disitulah sukses atau tidaknya acara kita akan diukur.

Hari ini pemerintah daerah akan memenuhi janji untuk mengadakan press conference mengenai pengadaan acara di fly over yang akan menyebabkan beberapa titik ruas jalan harus ditutup. Tampaknya pemda tidak main – main untuk acara ini.

Aku membantu Marcus sepenuhnya dalam mempersiapkan kedatangan wartawan untuk konferensi pers dengan bapak wali kota, yang telah dijadwalkan Marcus jauh – jauh hari.