Pengikut

Rabu, 21 Februari 2018

Live High - Part 4


“ Lo belum marriage kan? “ celetuk Marcus.

“ Eits, ini pertanyaan nasional ya, udah nggak keitung orang yang nanya gitu. “ gumamku.

“ Belum, lo sendiri? “

“ Belum juga, boro – boro nikah, pacar juga nggak punya. Pekerjaan EO seperti ini hampir seharian di kantor, banyak wanita yang nggak ngerti kalau gue nggak bales, atau nggak angkat telepon, itu berarti emang nggak sempet, alhasil putus mulu, hehehee. Eh sorry ya, gue jadi curhat. “

“ Wah, nggak apa – apa Marcus kalau mau cerita, ya cerita aja. “ Timbalku sambil spontan memperhatikan sosok Marcus sepenuhnya.

Pria ini dari luar berpenampilan cuek, bahkan ia merokok didepanku tanpa permisi terlebih dahulu. Tubuhnya yang cukup tinggi, dan rambut pendek yang dibiarkan acak – acakan begitu saja. Secara keseluruhan dia cukup menarik. “ Eh kenapa gue jadi merhatiin dia yah. “

Seusai makan kami pulang dan Marcus mengantarku sampai ke depan kontrakan.

“ Makasih ya Cus. “

“ Sama – sama, lo keberatan nggak kalau nanti gue ajak lo dinner lagi? “

“ Dengan senang hati. “ Entah mengapa tidak perlu berfikir panjang untuk menerima tawarannya.

Keesokan harinya, sebagian besar team kami sudah turun ke lapangan, meninjau dan mengurus secara langsung. Beberapa tenaga bantuan pun sudah mulai dipekerjakan.

Giliran aku yang dialihkan menjadi seksi media relation, yang menangani wartawan saat acara berlangsung.

Kadang bukan rahasia lagi, media partner sebagai peliput acara menjadi bagian yang penting, karena disitulah sukses atau tidaknya acara kita akan diukur.

Hari ini pemerintah daerah akan memenuhi janji untuk mengadakan press conference mengenai pengadaan acara di fly over yang akan menyebabkan beberapa titik ruas jalan harus ditutup. Tampaknya pemda tidak main – main untuk acara ini.

Aku membantu Marcus sepenuhnya dalam mempersiapkan kedatangan wartawan untuk konferensi pers dengan bapak wali kota, yang telah dijadwalkan Marcus jauh – jauh hari.

Tidak ada komentar: