“ Lo
belum marriage kan? “ celetuk Marcus.
“ Eits,
ini pertanyaan nasional ya, udah nggak keitung orang yang nanya gitu. “
gumamku.
“ Belum,
lo sendiri? “
“ Belum
juga, boro – boro nikah, pacar juga nggak punya. Pekerjaan EO seperti ini hampir
seharian di kantor, banyak wanita yang nggak ngerti kalau gue nggak bales, atau
nggak angkat telepon, itu berarti emang nggak sempet, alhasil putus mulu, hehehee. Eh
sorry ya,
gue jadi curhat. “
“ Wah,
nggak apa – apa Marcus kalau mau cerita, ya cerita aja. “ Timbalku sambil
spontan memperhatikan sosok Marcus sepenuhnya.
Pria ini
dari luar berpenampilan cuek, bahkan ia merokok didepanku tanpa permisi terlebih
dahulu. Tubuhnya yang cukup tinggi, dan rambut pendek yang
dibiarkan acak – acakan begitu saja. Secara keseluruhan dia cukup menarik. “ Eh
kenapa gue jadi merhatiin dia yah. “
Seusai
makan kami pulang dan Marcus mengantarku sampai ke depan kontrakan.
“
Makasih ya Cus. “
“ Sama –
sama, lo keberatan nggak kalau nanti gue ajak lo dinner lagi? “
“ Dengan
senang hati. “ Entah mengapa tidak perlu berfikir panjang untuk
menerima tawarannya.
Keesokan
harinya, sebagian besar team kami sudah
turun ke lapangan, meninjau dan mengurus secara langsung. Beberapa tenaga
bantuan pun sudah mulai dipekerjakan.
Giliran
aku yang dialihkan menjadi seksi media relation,
yang menangani wartawan saat acara berlangsung.
Kadang
bukan rahasia lagi, media partner sebagai peliput acara menjadi bagian yang
penting, karena disitulah sukses atau tidaknya acara kita akan diukur.
Hari ini
pemerintah daerah akan memenuhi janji untuk mengadakan press conference mengenai
pengadaan acara di fly over yang akan
menyebabkan beberapa titik ruas jalan harus
ditutup. Tampaknya pemda tidak main – main untuk acara ini.
Aku membantu
Marcus sepenuhnya dalam mempersiapkan kedatangan wartawan untuk konferensi pers
dengan bapak wali kota, yang telah dijadwalkan Marcus jauh – jauh hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar